Dan Seterusnya Rasa Ini Selelu Terjadi…
Dan Tak Pernah Berkurang…
Hatiku Hanya Untuk Dirimu…
Aku Bahagia Hanya Bila Kamu Bahagia…
Cinta Cinta Cinta…
Aku Jatuh Cinta…
Prok… prok… prok… Suara tepuk tangan dari para penonton yang setia
melihat penampilanku di kafe Om ku di malam minggu ini. Aku baru kelas
IX loh, tapi karena hobi dan suara ku lumayan bagus jadi aku diangkat
oleh Om ku jadi penyanyi kafe.
Ehh Ehh… Malah ada yang lebih setia dari para penonton itu. Dia setia
melihat dan menunggu ku sampai kafe tutup. Dia juga bertepuk paling
keras dari yang lain. Dialah kekasihku, Billy.
Aku sayang dia. Kami sudah pacaran sejak 11 bulan 3 minggu. Ya pertanda
seminggu lagi kami sudah mau 1 tahun pacaran. Dia baru kelas XI. Pertama
kali kenal saat sebuah sms datang ke hp ku. Yang berbaris 12 digit
nomer baru. Ku buka pesan itu. Dan tertulis
“kalo berani gua tunggu di bukit pelangi besok siang!!! X. Billy”
Selesai baca, aku bingung. Billy? Ada apa dengan Billy. Serasa aku
gak pernah ada masalah dengan dia. Ya aku pikir aku juga punya temen
yang namanya Billy. Dan aku pikir itu dia. Dan tanpa basa basi segera
kubalas smsnya.
“Billy, ada apa sih? Kenapa gue harus dateng kesana, ada masalah apa?”
2 menit kemudian dia membalasnya.
“Jangan pura-pura bego deh, kalo punya nyali DATENG!!!”
Aku pun tambah bingung. Kenapa? Tapi ya udah dehh, Dan akhirnya esoknya aku dateng. Pengen tau ada apa sih?.
Aku pun menunggu di sebuah 2 bangku panjang lawan arah dekat danau di BP. Aku pun sms Billy.
“Gue udah sampe di BP, loe dimana?”
“Oohh, lu punya nyali juga. Okeh tunggu gue disana!!!”
15 menit kemudian… 3 orang laki laki datang dan duduk di belakang ku…
30 menit kemudian… Aku beli makanan karena aku mulai kelaparan…
45 menit kemudian… Kantukku mulai terasa…
1 jam kemudian… Kulihat jam tanganku pukul 2 siang. Karena aku sudah lelah menunggu segera ku sms Dia.
“Mana janji loe? Gue nunggu disini udah 1 jam tau gak. Yang ada loe tuh yang pengecut!!!”
“Heh, gue udah sampe kellez disini 45 menit yang lalu, loe tuh yang ngibul!!!”
“Masa, ya udah sekarang loe ada dimana?”
“Gue deket danau, gue duduk di bangku panjang bawah pohon cemara. Gue bertiga, dan di belakang gue duduk seorang cewek cakep”
Setelah membaca sms dari dia, gue bingung. Sedangkan satu-satunya
bangku panjang deket danau di bawah pohon cemara itu adalah tempat yang
gue dudukin sekarang. Dan salah ciri ciri mereka itu sama persis dengan 3
orang cowok yang berada di belakang gue sekarang. Dan Tanpa basa-basi
kubalas sms dia.
“Lah itu juga tempat gue kelez”
“Hah? Ee Loe cewek?”
“Iya, dan udah pasti loe cowok kan?”
“Iya”
Dan tanpa disengaja aku dan 3 orang cowok itu saling berbalik arah. Dan mengatakan kata yang sama dengan ku.
“Jangan-jangan Loe”
“Loe Billy?” Tanya ku.
“Iya, loe.. loe gak mungkin Nicco kan? Masa Nicco cewek” Katanya.
“Nicco? Siapa Nicco? Gue Latifah, gue yang disms tadi malam sama loe,
dan gue disuruh dateng kesini sama loe. Wah jangan jangan loe salah
nomer lagi”
“Iya kali ya, tapi kenapa loe mao aja?”
“Ya gue pikir loe Billy temen gue, ya gue penasaran, jadi gue kesini”
“sori ye”
“dasar”
Dan semenjak itu, Aku dekat dengan Billy. Sebulan jalan dengan dia
membuat aku merasa nyaman di dekatnya. Dia baik, nyenengin, Lucu lagi.
Dan kedekatan ku dengan dia membuat aku dengan dia menjadi sepasang kekasih. SAMPAI SAAT INI.
—
Hari ini hari sabtu, hari dimana hari satu tahunnya aku dengan Billy berpacaran.
Malam ini aku tidak menyanyi di panggung kafe, justru aku akan menjadi
penonton. Sebaliknya Billy pacarku dia akan menyanyi disini, malam ini.
Katanya dia akan mempersembahkan satu lagu untukku. Kado satu tahunnya
kami…
Ingin Ku Bicara Hasrat Pengungkapan..
Masih Pantaskah Ku Bersamamu..
Ku Lalui Hitam Putih Hidup Ini..
Saat Engkau Pergi Tak Kau Bawa Hati..
Dan Tak Ada Lagi Yang Tersisa..
Tifah Tifah Tifah..
Telah Mencuri Hatiku..
Latifah..
Prok Prok Prok… Sekarang akulah tepuk tangan paling keras di antara yang
lain. Aku berdiri dan segera berlari ke arahnya dan memeluknya. Dan
juga diiringi tepuk tangan yang merdu dari penonton. Begitu terharunya
diriku saat itu.
Selepas itu aku dengan Billy pergi ke lantai atas atap untuk makan
malam disana. Kami makan dengan apa yang makanan yang ada di meja.
Sambil ngobrol, canda tawa, bahagia.. Dengan Ditemani cuaca cerah nan
indah di atas sana. Juga bulan dan bintang yang saling memandang. Dan
saat itu aku merasakan… Hal ini seperti yang paling tidak ada lagi
kejadian seperti ini lagi. Aku pun merasakan hari ini seperti hari
dimana tidak ada hari esok lagi. Entah Apa yang aku rasakan. Rasa ini
sudah aku rasakan sejak pagi, sejak mentari untuk terakhir kalinya
menyinari. Malam ini kami berdua mengucapkan janji indah.. janji untuk
setia selamanya.. Janji untuk saling mencintai.. Saling menyayangi..
Seusai makan malam, aku izin pulang duluan kepadanya. Aku berpelukan
sebelumnya. Serasa tak ingin aku melepasnya. Pelukan yang mungkin akan
amat kurindukan. Aku pun pergi dan menaruh surat di sakunya.
Aku naik lift sendiri karena dia harus membereskan semuanya. Aku naik
taxi. Jantungku terasa dag dig dug kencang sekali, entah kenapa.
Seperti akan segera ada suatu kejadian di diriku. Aku pun main Hp agar
rilexs. Dan segera sms Billy agar melihat disakunya ada surat untuknya.
Belum sempat terkirim..
Seketika…
Mobil dari belakang menabrak bagian belakang mobil yang ku taiki, aku kaget, tapi aku bersyukur aku tak apa apa.
Tapi tiba-tiba mobil depan pun ikut menabrak mobil bagian depan mobil
yang ku taiki. Sesungguhnya aku tak apa apa tapi karena itu mobil yang
ku taiki hancur total dan membuat aku terjebak di dalamnya. Aku
menggedor gedor tapi sulit, kaca dan pintu terkunci, sedangkan pak supir
taxi sudah tewas bergelimang darah akibat tabrakan mobil bagian depan
tadi. Aku makin panik, bingung harus apa. Tapi seketika ingatanku pelan
pelan memudar, penglihatanku jernih menjadi buran dan putih, dan setelah
itu aku bangun, aku kembali ke diriku, dan tiba tiba aku berada di luar
mobil itu, dan aku melihat dua orang disana. Supir dan.. AKU… Aku
melihat diriku disana dengan wajah membiru seperti kehabisan udara.
Dengan tubuh tergeletak di dalam, dalam keadaan kaku membiru. Dan aku
melihat orang orang ke arahku dan melewatiku.
“Aku MATI”
Polisi segera datang dan mengoperasikan semuanya, membongkar mobil,
menghancurkan pintu mobil agar terbuka. Ya benar Disana ada aku dengan
keadaan kaku membiru kehabisan udara, Ya Aku sudah mati. Aku saat itu
bingung harus apa, dan aku melihat Billy berlari dari dalam kafe ke arah
tempat kejadian. Dan seketika ia menangis sejadi jadinya setelah
melihat jasadku yang tak bernyawa lagi. Dia memeluk tubuhku, memanggil
manggil namaku, dan hanya sempat berkata “Sayang Bangun”.
Aku hanya pasrah. Mungkin ini perasaan yang telah aku rasakan selama
ini. Aku akan pergi selamanya. Aku pun sudah mengetahuinya. Tapi entah
kenapa berbeda.
Aku melihat polisi membawa jasadku ke ambulans. Dan Aku juga melihat Billy hanya dapat menyelamatkan Hp ku.
Dia pun mungkin membaca apa yang tercantum di layar Hp ku. Ya segera
Billy merogoh saku bajunya yang ternyata ada sepucuk surat. Segera Dia
pun membacanya.
To. My Say Billy..
Sayang, makasih udah nemenin hari-hariku. Udah Buat aku tersenyum, buat
aku bahagia, dan buat aku ceria. Dan disaat aku lagi sedih pasti kamu
punya 1001 cara untuk buat aku kembali tersenyum lagi.
Hmm, Oiya Udah setahun loh kita, maaf aku gak bisa kasih apa apa, aku
kayaknya cuma bisa kasih kesedihan buat kamu, aku cuma bisa kasih
kegelisahan buat kamu. Maaf gak ada kata sepesial hari ini. Maaf kalau
hadiah yang aku beri membuat kamu gak bisa makan lagi, gak bisa senyum
lagi, gak bisa ceria lagi. Maaf banget. Mungkin Aku punya banyak dosa
sama kamu. Maafin aku ya. Sekali lagi MAAF sayang.
Aku mau kasih tau satu hal buat kamu.
Kamu itu orang kedua yang paliiiinggg aku sayang setelah orangtua aku,
walau kamu bukan cinta pertamaku. Tapi kamu CINTA TERAKHIR ku, Muachh
Mungkin ini surat terakhir from me. Say Hello For You Mellow, Bye..
From. Latifah…
Aku pun melihat Billy menangis sejadi jadi nya. Dia pun mencium surat
itu dan berkata “Aku juga sayang kamu LATIFAH, semoga kamu tenang”
Dia pun mencium sekali lagi surat itu dan seketika pergi ke dalam kafe.
Aku Tersenyum…
Dan Aku pergi Untuk Selamanya…
Cerpen Karangan: Rara Hegira Hazara
Facebook: Rara Hegira Hazara